You are currently viewing Fashion Berbahan Sarung: Eksplorasi Gaya dan Kekayaan Budaya

Fashion Berbahan Sarung: Eksplorasi Gaya dan Kekayaan Budaya

Sarung, yang dikenal luas sebagai kain tradisional Indonesia yang nyaman, kini tidak hanya terbatas sebagai pakaian ibadah atau santai di rumah. Di tangan para desainer dan pecinta fashion, sarung telah bertransformasi menjadi material serbaguna untuk menciptakan berbagai gaya busana yang modern, etnik, dan stylish.

Pemilihan fashion berbahan sarung dalam fashion kontemporer adalah bukti kekayaan motif, tekstur, dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Sarung Sebagai Pilihan Untuk Fashion

Ada beberapa alasan mengapa sarung menjadi pilihan menarik bagi desainer dan konsumen:

  • Kekayaan Motif dan Warna: Indonesia memiliki beragam motif sarung dari berbagai daerah (misalnya, tenun Sumba, batik pekalongan, songket dari Sumatera, dll.), yang masing-masing membawa cerita dan keindahan visual unik. Ini memberikan kebebasan eksplorasi desain yang tak terbatas.
  • Tekstur Kain yang Beragam: Sarung tersedia dalam berbagai jenis bahan, mulai dari katun ringan yang nyaman, rayon yang jatuh lembut, hingga sutra dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang lebih mewah. Tekstur ini memungkinkan kreasi busana yang berbeda-beda.
  • Kenyamanan dan Fleksibilitas: Sifat kain sarung yang umumnya adem dan longgar sangat nyaman digunakan di iklim tropis. Fleksibilitasnya juga memungkinkan penyesuaian berbagai bentuk busana.
  • Nilai Budaya dan Identitas: Mengenakan busana berbahan sarung juga berarti membawa serta kebanggaan akan warisan budaya Indonesia. Ini adalah cara modern untuk melestarikan tradisi.

Ketika zero waste fashion menjadi pilihan, maka memakai sarung boleh dibilang turut mendukung konsep ini. Kain yang dijahit jadi satu berbentuk tabung ini, cara pakainya sangat simpel. Tinggal tubuh kita masuk dalam selongsing sarung, dilipat kanan-kiri ke tengah, lalu atasnya digulung supaya erat. Bisa ditambahkan memakai ikat pinggang supaya makin stabil

cara pakai sarung

Berbagai daerah di Indonesia, sarung menjadi pakaian sehari-hari. Misalnya di Madura, Baduy, Samarinda, dan lain-lain. Bagi masyarakat tradisional, justru memakai celana hanya saat formal ke undangan nikahan, atau acara resmi lainnya. Buat warga kota, justru kebalikannya, memakai sarung terkesan santai dan hanya dipakai di rumah saja. Ibaratnya, kalau perempuan dasteran, maka laki-laki sarungan.

Kreasi Fashion Berbahan Sarung

Sarung umumnya merupakan sarung tenun yang ditenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang mempunyai standar tertentu tergantung alatnya. Rata-rata sarung dewasa memiliki ukuran 120 cm (panjang) x 220 cm (lingkar). Beberapa merek mungkin sedikit lebih lebar, misalnya 125 cm x 230 cm.

READ  Fesyen Gaya Korea, Fenomena Global Ekspresi Diri

Begitu uniknya sarung dari berbagai daerah di Indonesia, membuat para fashion designer tergerak untuk menciptakan aneka desain dari bahan sarung. Sarung walaupun dimensinya terbatas, tetapi corak, warna, dan tekstur bahannya berbeda-beda.

Dari panggung peragaan busana hingga gaya sehari-hari, sarung telah diolah menjadi berbagai jenis busana:

Gaun dan Rok

  • Gaun Pesta/Malam: Sarung dengan motif tenun atau batik premium sering diangkat menjadi gaun malam elegan dengan potongan modern, detail draping, atau siluet minimalis.
  • Rok Midi/Maxi: Sarung bisa diubah menjadi rok midi atau maxi yang kasual namun tetap chic, cocok untuk gaya etnik sehari-hari.
  • Wrap Skirt/Pareo: Potongan sarung yang dililit menjadi rok lilit atau pareo yang mudah dikenakan dan sangat cocok untuk suasana liburan.

Outerwear (Luaran)

  • Kimono Outer: Sarung diolah menjadi outer bergaya kimono yang longgar dan nyaman, cocok untuk layering atau sebagai penambah gaya pada busana polos.
  • Cardigan/Jaket Etnik: Beberapa desainer mengubah sarung menjadi cardigan atau jaket dengan potongan modern, memberikan sentuhan etnik pada gaya kontemporer.

Atasan dan Tunik

  • Kemeja Oversized: Sarung dengan motif bold bisa diubah menjadi kemeja oversized yang stylish dan nyaman.
  • Tunik/Blouse Etnik: Untuk tampilan yang lebih formal namun tetap santai, tunik atau blouse dari bahan sarung bisa menjadi pilihan.

Setelan Kontemporer

  • Padu Padan: Desainer sering memadukan sarung dengan material lain seperti denim, katun polos, atau linen untuk menciptakan setelan yang unik, misalnya celana panjang dari sarung dipadukan dengan atasan polos atau blazer.
  • Modern Set: Setelan celana dan atasan atau rok dan atasan dengan potongan modern, namun menggunakan motif sarung sebagai aksen utama.

Aksesori dan Pelengkap

  • Scarf/Syall: Potongan sarung bisa dijadikan syal atau scarf untuk mempercantik penampilan.
  • Tas dan Dompet: Motif sarung juga sering diaplikasikan pada tas tangan, dompet, atau sepatu.

Desainer yang Membawa Sarung ke Ranah Fashion

Beberapa desainer Indonesia telah sukses mengangkat fashion berbahan sarung ke kancah fashion nasional dan internasional.

Kita mengenal Didiet Maulana (IKAT Indonesia) yang dikenal dengan karyanya yang memadukan kain tradisional, termasuk tenun dan sarung, menjadi busana siap pakai yang modern.

Kemudian Oscar Lawalata yang sering menggunakan kain-kain tradisional Indonesia, termasuk sarung, dalam koleksi couture dan ready-to-wearnya.

Baru-baru ini naik daun adalah Dian Pelangi yang pada fashion shownya memadukan sarung dengan gaya modest fashion yang chic dan inovatif.

Penutup

Hari Sarung Nasional setiap tanggal 3 Maret

Fashion berbahan sarung adalah perwujudan sempurna dari perpaduan tradisi dan modernitas, membuktikan bahwa warisan budaya dapat tetap relevan dan stylish di era kontemporer. Ini bukan hanya tentang busana, tetapi juga tentang cerita, identitas, dan penghargaan terhadap keindahan lokal.

Apakah ada gaya tertentu dari busana sarung yang menarik perhatian kalian?

admin

cumabelajar.com mengulas tentang belajar bisnis, fashion, gaya hidup, kuliner, properti, tips sederhana untuk keluarga, dan hal-hal baru yang mudah dipelajari.

Tinggalkan Balasan